Kamis, 26 Februari 2015

Forgive Me Ya Allah

AlhamduLillah...Terimakasih Tuhan engkau masih ijinkan sosok ayah hadir untuk menemani kami, kami bahagia karena beliau kini terlihat lebih sehat di usianya yang semakin senja. Terlihat ada kebahagiaan diraut wajahnya, senyum ikut serta menghiasi wajahnya, sekarang dengan mudah ayah bisa bercanda dengan kami anak-anaknya. Semoga ayah diberikan kesehatan selalu...semangat selalu...agar dapat menghantarkan kami anak- anakmu ke gerbang kesuksesan dan dapat ikut serta merasakan kebahagiaan bersama kami. Aamiin...

Bertahun-tahun kurindukan kedekatan ini ayah, Karena selama ini ayah sibuk mencari nafkah, ayah tak pernah punya waktu meski untuk sekedar menyapa dan bertanya apa saja kegiatanku hari ini. Sungguh menyedihkan bagiku...terkadang hal itulah yang menyurutkan semangat belajarku. Aku berfikir kalau ayah sangat egois. Uang, uang dan uang yang ayah fikirkan. Tapi protes dariku tak pernah tersampaikan. Capek hati rasanya...pengen protes takut menambah fikiran ayah, pengen berpendapat juga takut salah. Yah...akhirnya akupun menjadi terbiasa dengan keadaan seperti itu. Tapi aku selalu berharap dalam doa, semoga suatu saat keadaan dapat berubah. Ayah bisa lebih perhatian padaku. Aamiin...

Keadaan ekonomi keluargaku saat itu sangatlah menyedihkan, semenjak kakek sakit dan akhirnya berpulang ke Rahmatullah (Innalillahi wa`inna ilaihi roji`uun). Goncangan demi goncangan hadir dalam keluargaku, masalah bermunculan. Ayah sering sakit sehingga tak dapat bekerja, Ibuku pontang-panting jualan sayur keliling, untuk menyekolahkan aku, kakak"q & adik. Selain untuk biaya sekolah ibu juga harus mencukupi kebutuhan makan kami sehari-hari. Ya Allah...Engkau uji keluargaku begitu dahsyatnya. Tak lama dari itu...kami menemui kenyataan kalau ibu selama ini memiliki banyak hutang. AstaghfiruLLah...sakit sekali mendengarnya...Kuatkan aku Ya Rabb, hanya Engkaulah yang dapat menguatkan kami, sungguh ini sangat berat bagiku. Air mata yang seringkali mengambil alih untuk menjelaskan bagaimana perasaanku. 

Menghadapi kenyataan itu, bukan hanya sakit fisik yang dirasa namun lebih dari itu karena batinku lebih dari sakit. Aku minta pada-Nya untuk menghadirkan ikhlas, sabar dihatiku, AlhamduLillah dengan mendekatkan diri pada-Nya, berserah diri pada-Nya semua ujian dari-Nya lebih ringan untuk dilewati. Yang kusesali kenapa ibu harus mengambil jalan berhutang, dan hutang ibu bukanlah jumlah yang sedikit. Sangatlah banyak, ibu...kami anak-anakmu masih dibangku sekolah semua, kami harus bagaimana??? kenapa ibu menghadiahkan malu untuk kami...kami sering diejek karena ibu banyak hutangnya.

Itulah keadaan keluargaku dulu (sekitar 9 tahun silam), Banyak ujian yang Allah hadirkan dalam kehidupan kita. Semua kejadian telah membuat diriku pribadi sadar bahwa sesungguhnya ujian Allah hadirkan untuk memahamkan aku tentang kehidupan. Memperkenalkan aku lebih dini tentang sabar, ikhlas, tawakkal dan berusaha. Allah ajarkan itu semua padaku, dan jika suatu saat aku menghadapi masalah yang sama, aku maknai dengan kesempatan kedua. Mungkin diwaktu itu nilai ujianku masih kurang di mata Allah, sehingga kini aku harus mengulangnya. 

Masalah dan ujian yang dihadirkan  sungguh sangat merubah pribadi dan pola fikirku. Aku merasa, aku lebih siap menghadapi kehidupan yang tak akan pernah lepas dari ujian. AlhamduLillah...

Istiqomahkan aku dijalan-Mu Ya Rabb...
Aku berharap dapat berkumpul dengan seluruh keluargaku di syurga-Mu kelak
Bimbing dan arahkan kami ketika berada didunia
Agar tak berpaling sedikitpun dari-Mu
Aamiin